Cari di Blog ini

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
Tampilkan postingan dengan label Tulisan Rohani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tulisan Rohani. Tampilkan semua postingan

Konsep Filosofis orang Rote Tentang Perahu Dan Sumbangannya Bagi Pluralisme Agama (Lete-Lete)



1.      MENGENAL KONTEKS
Rote adalah pulau paling Selatan dalam jajaran kepulauan Nusantara Indonesia.  Penyebutan nama Rote sendiri bervariasi. Ada yang menyebutnya dengan sebutan Rote, Roti/Rottij (dalam bahasa Belanda), dan juga Lote. Penyebutan yang bervariasi ini disebabkan karena ada Sembilan dialek yang terdapat di pulau Rote. Namun, sesungguhnya nama asli pulau Rote itu sendiri adalah lolo neo do tenu hatu (gelap), nes do male (layu), dan lino do nes (pulau yang tersembunyi dan tidak berpenghuni). Penyebutan ini agaknya dipengaruhi oleh kondisi alam pulau Rote yang berbukit-bukit.
Kehidupan sosial, budaya dan politik masyarakat Rote ditandai dengan hidup berkelompok menurut strata sosial.  Terdapat empat strata, yaitu strata Henutei (raja dan keturunannya), leolulu (fetor/wakil raja), strata lailangga (tuan tanah/orang yang memiliki banyak tanah), dan leolai (rakyat biasa).

YESUSKU ADALAH SEORANG PEMULUNG


                              
                   (Yohanes 8:1-11)
Di salah satu kelas, seorang guru agama meminta untuk masing-masing anak menceritakan pribadi Yesus sesuai gambaran mereka masing-masing,,,,, seorang anak yang ayahnya adalah guru mengatakan bahwa Yesus adalah guru, sebab Ia selalu mengajarkanku tentang kebaikan. Seorang anak lagi yang ayahnya adalah polisi mengatakan bahwa Yesus adalah polisi sebab Ia selalu menjagaku. Lalu tibalah giliran bagi seorang anak yang ayahnya adalah pemulung, ia terdiam lama, hingga guru bertanya padanya: siapakah Yesus menurutmu? Dengan kepala tertunduk ia katakan Yesus adalah pemulung sebab ia membuatku dari yang tidak berharga menjadi berharga.